FINANSIAL KITA - Di dalam perhitungan rasio aktivitas laporan keuangan yang jadi bagian signifikan dalam platform keuangan corporate.
Hal ini, terkadang pengaturannya segudang menemui hambatan. Dikarenakan memang hal ini disebabkan oleh analisis rasio kegiatan yang tidak dapat dijalankan hanya dengan atau bersama beberapa teknik atau rumus saja.
Akan tetapi hal inilah yang sanggup memerlukan pengerjaan sampai mencapai 10 atau lebih rumus rasio keuangan.
Bersama dengan penghitungan rasio aktivitas ini punyai maksud dan diharapkan mampu menjadi suatu tolok ukur bagaimana taraf efektivitas penggunaan sumber energi corporate. Agar di dalam menghasilkan pendapatan dan keuntungan yang bisa lebih maksimal.
Dan dibawah ini adalah beberapa teknik perhitungan tentang rasio aktivitas laporan keuangan yang mempunyai tingkat keefektifan paling bagus untuk diadopsi oleh suatu institusi atau corporate.
Rasio Rata-rata Waktu Digunakan Menagih Piutang (ACP – Average Receivable Collection Period Ratio / DSO)
Teknik perhitungan rasio ini juga disebut dengan rasio average collection period. Yang setiap piutang yang berhasil ditagih oleh perusahaan, dikalkulasikan dengan rata-rata waktu pembayarannya menggunakan rasio ini.
Rumus dari rasio sebagai berikut :
ACP = 365 / RTO
Perlu diingat, RTO = Receivable Turnover Ratio
Nilai ACP yang semakin kecil memperlihatkan sebuah kualitas yang sangat baik, karena itu akan menunjukkan piutang para customer dapat ditagih perusahaan dengan tepat waktu.
Rasio Perputaran Modal Kerja (WCTO – Working Capital Turnover Ratio)
Perputaran modal kerja agar memperoleh nilai penjualan neto dalam satu periode dapat diketahui dengan rasio ini.
Sebelum menghitung rasio WCTO, terlebih dahulu hendaknya harus memahami berapa modal kerja dari emiten terkait. Teknik rumusnya adalah :
Modal kerja = Total Aset Lancar – Liabilitas Jangka Pendek
Lalu, hitunglah rasio WCTO dengan rumus,
WCTO = Penjualan Bersih / Rata-rata Modal Kerja
Penjualan bersih = net sales
Rata-rata modal kerja yaitu jumlah modal kerja di awal tahun dan akhir tahun, lalu dibagi dua.
Jika menilik periode perputaran modal kerja semakin pendek, maka perputarannya akan semakin cepat. Dan bila modal kerjanya tinggi maka bisa dipastikan perusahaan pun akan lebih efisien dan rentabilitas juga melesat.
RTO = Pendapatan Bersih / Piutang Usaha
Sama halnya dengan penjelasan di atas, maka nilai dalam rumus tersebut harus dilakukan dalam 1 tahun atau dicari rata-ratanya.
Rasio Perputaran Aset atas Penjualan Neto (TATO – Total Asset Turnover Ratio)
Jika perusahaan mampu mengetahui tingkat efektivitasnya dan manajemen dalam memanfaatkan sebuah aset perusahaan untuk memperoleh penjualan bersih (neto) dengan rasio ini.
Teknik untuk menghitung rasio ini, yaitu:
TATO = Penjualan Bersih / Total Aset Rata-rata
Seperti teknik hitung yang pertama, pada teknik dan rumus ini penjualan bersih juga harus disetahunkan. Total aset rata-rata juga dalam setahun atau satu periode.
Nilai TATO yang tinggi menunjukkan keberhasilan manajemen dalam memanfaatkan setiap aktiva untuk meraih penjualan.
Rasio Perputaran Aktiva Tetap (FATO – Fixed Assets Turnover Ratio)
Rasio ini dibutuhkan untuk mengetahui seberapa efektifkah dari pemanfaatan sumber cuan yang berinvestasi pada inventaris perusahaan seperti pabrik dan peralatannya.
Dan guna untuk menghasilkan penjualan yang bersih, atau dengan maksud lain, berapa besarkah penjualan bersih yang diperoleh dari dana investasi pada aktivitas tetap.
Rumusnya adalah:
FATO = Penjualan Bersih / Rata-rata Aset Tetap
Ketentuan nilai rata-rata aset tetap yang diperlukan dalam rumus tersebut sama dengan rasio aktivitas sebelumnya. Sedangkan data penjualan bersih mesti disetahunkan jika laporan keuangannya dari kuartal 1,2 dan 3.
Jika nilai FATO tersebut tinggi maka itu artinya penggunaan aset tetap semakin efektif, dan begitu pula sebaliknya.
Rasio Jumlah Hari yang Dibutuhkan untuk Melunasi Hutang Usaha (PPP – Payables Payment Period Ratio / DPO)
Fungsi dari rasio DPO adalah untuk mengetahui rata-rata jumlah hari yang diperlukan perusahaan untuk membayar utang usahanya.
Rumusnya adalah:
DPO = 365 / Hasil Perhitungan Payables Turnover Ratio
Pembayaran kepada pemasok yang terlalu cepat dapat mengganggu likuiditas kas perusahaan. Namun, pembayaran yang terlalu lama juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan pemasok terhadap perusahaan. Dan hal itu berpengaruh pada stok bahan baku produksi.
Rasio Hari yang Digunakan Menyimpan Persediaan (AIPP – Average Inventory Processing Period Ratio/ DSI / DIO)
Setelah mendapatkan bahan baku, biasanya tidak seluruhnya langsung diproses atau dijual. Tetapi ada yang disimpan sebagai persediaan.
Jumlah hari penyimpanan tersebutlah yang kemudian diketahui melalui rasio AIPP.
Rasio ini dikenal juga dengan istilah Days Sales of Inventory (DSI). Rumusnya yaitu:
DSI = 365 / Hasil Perhitungan Inventory Turnover
Semakin tinggi nilai AIPP atau DSI berarti semakin banyak persediaan yang menumpuk di gudang. Hal ini jelas akan cukup merugikan perusahaan dalam produksi dan pendapatan.
Rasio Efisiensi Aset dan Kewajiban Lancar untuk Menghasilkan Aset (CCC – Cash Conversion Cycle Ratio)
Rentang waktu yang diperlukan perusahaan untuk membeli bahan baku hingga mampu menjual seutuhnya dapat ditentukan dengan rasio CCC ini.
Rumus yang digunakan adalah:
CCC = ACP + AIPP – DPO
Semakin pendek nilai rasio CCC ini maka semakin baik. Karena itu artinya penjualan barang atau jasa perusahaan berjalan lancar dan cepat. Sebaliknya, bila nilainya panjang maka bisa jadi ada masalah dalam proses penyediaan atau penjualan produk perusahaan.
Rasio Perputaran Utang Usaha kepada Supplier (PTO – Payables Turnover Ratio)
Penghitungan rasio payables turnover bertujuan untuk mengetahui perputaran utang milik perusahaan kepada para supplier atau pemasok.
Formula yang digunakan, yaitu:
PTO = HPP / Utang Usaha
Data HPP atau COGS mesti disetahunkan jika LK yang digunakan tidak berasal dari laporan tahunan. Sedangkan utang usaha dibuat rata-ratanya terlebih dahulu.
Kecepatan tinggi dari pembayaran utang pada pemasok menandakan pengelolaan utang usaha dari perusahaan tersebut sudah tepat.
Hal itu juga berarti ada kas dan aset yang cukup dari perusahaan untuk melunasi hutangnya pada pemasok.
Kesimpulan
Itulah beberapa rumus di dalam perhitungan yang berkaitan dengan rumus hitung rasio aktivitas laporan keuangan. Yang pastinya jika dipraktekkan, tingkat tepatnya bisa dipertanggung jawabkan.
Perlu diketahui jika masih banyak teknik serta rumus yang bisa dijadikan sebagai formula yang tepat untuk menghitung rasio aktivitas laporan keuangan diatas.
Anda bisa memanfaatkan teknologi dan kecanggihan internet dengan memakai sebuah aplikasi yang bernama Kalkulator Saham Excel. Yang bisa dimanfaatkan untuk mengatur dan memanage keuangan sebuah perusahaan.
Demikianlah informasi mengenai rumus serta tips di dalam menghitung keuangan. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca.
Posting Komentar