FINANSIAL KITA - 6 mitos dalam dunia bisnis tidak selamanya benar, sehingga kita yang berniat untuk memulai usaha tetap berfikir positif dan tanpa ragu melangkah untuk maju.
Dan setelah kita mampu untuk menyingkirkan batasan-batasan yang menghalangi langkah kaki untuk menjadi wirausaha yang sukses.Sehingga Anda mungkin mulai lebih siap untuk terjun ke bidang usaha. Namun, tak jarang Anda mendengar hal-hal yang memudarkan keberanian Anda, mitos-mitos yang membuat Anda jadi berpikir ulang.
Sehingga secara tidak langsung mitos tersebut seakan menakuti pikiran dan hati kita. Dan menyebabkan rasa optimis menjadi pesimis.
Sebaiknya kita buang jauh-jauh rasa itu dan jangan pernah dengarkan mengenai berita mitos yang bisa jadi hanya sebatas hoax.
Inilah 6 Mitos dalam Berbisnis Yang Sering Kita Temui
Mitos apa sajakah itu dan seberapa besar kebenarannya? Mari kita cek ulasannya dibawah ini1. Usaha kecil cuma memberikan keuntungan yang tidak berarti
Usaha kecil tidak senantiasa membuahkan keuntungan yang kecil juga. Hal ini terkait dari kerja kerasnya.Berikut umpama usaha kecil yang membuahkan keuntungan bermakna yaitu:
- Pedagang ikan lele dan pedagang daun pisang
Ada seorang pengusaha dari Balikpapan yang tiap saat laksanakan penyebrangan. Dia mengemudikan mobil pick up bersama mempunyai tumpukan daun pisang dan ikan lele dalam jerigen plastik ukuran 25 liter. Pebisnis ini bisa menjual 50 ikat daun pisang besar.
Beliau belanja daun pisang di Long Ikis (daerah transmigrasi) Rp 7.500 per kuncir besar, menjual di Balikpapan dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per ikat. Itu artinya untung kotornya 50 x Rp (Rp 7.500 – Rp 17.500).
Sedangkan untuk ikan lele yang dibeli bersama harga Rp 6.000 per kg dan dijual bersama dengan harga Rp 13.000 per kg. Bila dihitung keuntungan dari keduanya setelah dikurangi transportasi, bisa kira-kira Rp 400.000 sampai Rp 500.000. Lumayan besar bukan!
-Tukang sayur keliling
Contoh lain bisnis kecil yang memberi tambahan keuntungan bermakna adalah berdagang sayur keliling di kompleks.
Sang tukang sayur berangkat dari rumah jam 5 atau 6 pagi ke pasar, kemudian keliling kompleks perumahan menjual sayur hingga kurang lebih jam 10.
Dalam sehari, dengan modal Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dia dapat mendapatkan keuntungan sampai 30% (sekitar Rp 100.000).
Jumlah yang lumayan untuk menolong kehidupan keluarganya, terbukti motor dinasnya di pagi hari, Honda Bebek, beralih menjadi Honda Tiger pas dia mengajak jalanjalan istri dan anakanaknya di sore hari. Luar biasa.
Jadi bisnis kecil tidak selalu membuahkan keuntungan yang sedikit.
Ada seorang pengusaha dari Balikpapan yang tiap saat laksanakan penyebrangan. Dia mengemudikan mobil pick up bersama mempunyai tumpukan daun pisang dan ikan lele dalam jerigen plastik ukuran 25 liter. Pebisnis ini bisa menjual 50 ikat daun pisang besar.
Beliau belanja daun pisang di Long Ikis (daerah transmigrasi) Rp 7.500 per kuncir besar, menjual di Balikpapan dengan harga Rp 15.000 hingga Rp 25.000 per ikat. Itu artinya untung kotornya 50 x Rp (Rp 7.500 – Rp 17.500).
Sedangkan untuk ikan lele yang dibeli bersama harga Rp 6.000 per kg dan dijual bersama dengan harga Rp 13.000 per kg. Bila dihitung keuntungan dari keduanya setelah dikurangi transportasi, bisa kira-kira Rp 400.000 sampai Rp 500.000. Lumayan besar bukan!
-Tukang sayur keliling
Contoh lain bisnis kecil yang memberi tambahan keuntungan bermakna adalah berdagang sayur keliling di kompleks.
Sang tukang sayur berangkat dari rumah jam 5 atau 6 pagi ke pasar, kemudian keliling kompleks perumahan menjual sayur hingga kurang lebih jam 10.
Dalam sehari, dengan modal Rp 300.000 sampai Rp 400.000 dia dapat mendapatkan keuntungan sampai 30% (sekitar Rp 100.000).
Jumlah yang lumayan untuk menolong kehidupan keluarganya, terbukti motor dinasnya di pagi hari, Honda Bebek, beralih menjadi Honda Tiger pas dia mengajak jalanjalan istri dan anakanaknya di sore hari. Luar biasa.
Jadi bisnis kecil tidak selalu membuahkan keuntungan yang sedikit.
2. Tidak tersedia kesempatan usaha yang tersisa lagi
Banyak orang berpikir susah untuk merasa berwirausaha dikarenakan telah banyak pemain di bisnis kecil.Sebenarnya, yang wajib kita melakukan adalah jeli mencari peluang untuk turut “bermain” di bidang tertentu.
Sebagai contoh, kesempatan menjual telur retak untuk mencukupi keperluan gizi masyarakat yang berkesejahteraan rendah.
Telur ini mampu Anda jugal dengan harga murah. Selain untuk menunjang penduduk tersebut, Anda pun dapat senantiasa menghasilkan.
Untuk mendapatkan telur retak, Anda sanggup singgah ke peternakan ayam petelur.
Dengan datang segera ke sumbernya Anda dapat memperoleh harga yang miring. Akan tetapi, telur retak yang Anda menjual itu harus segera dikonsumsi gara-gara cepat busuk.
Selain gagasan usaha di atas tetap banyak ulang gagasan yang lain yang dapat kami kerjakan.
3. Usaha kecil kalah dengan bisnis besar di dalam persaingan
Misalnya, Anda sebabkan usaha jus buah fresh dalam kemasan gelas plastik 350 ml selagi sudah banyak kafe dan depot yang menjualnya.
Untuk mengimbuhkan nilai lebih, Anda menjualnya dengan cara pesanantar dan melengkapinya bersama dengan informasi berkenaan kegunaan masing-masing buah untuk kesehatan yang Anda rangkum dari buku serta artikel kesehatan.Ternyata customer bahagia karena tidak kudu repotrepot muncul belanja jus dan mendapat tambahan Info berguna.
4. Bisnis kecil sering gagal
Mitos ini keluar dikarenakan biasanya sesungguhnya dibutuhkan sementara yang memadai lama untuk sukses didalam bisnis.Salah satu kunci kesuksesan di bisnis kecil adalah “ketabahan” untuk bertahan didalam masamasa sulit.
Misalnya, umumnya bisnis makanan mesti sementara kira-kira 3-6 bulan untuk dapat dikenal dan disukai pelanggan.
Kalau kami tidak kuat menunggu dan mengidamkan cepatcepat balik modal, dapat repot.
Salah satu trik di dalam usaha tempat tinggal makan untuk paham apakah seorang pembeli akan jadi pelanggan adalah bersama dengan menyaksikan kuantitas kunjungannya.
Kalau dia berkunjung dua kali, bisa jadi dia dapat menjadi pelanggan. Kunjungan kedua itu membuktikan bahwa dia senang dengan kunjungan pertama dan dambakan mengulanginya.
Yang kudu menjadi perhatian Anda adalah cara beri tambahan layanan dan product yang memuaskannya agar dapat tetap ulang ke rumah makan Anda.
5. Saya tidak ditakdirkan dengan bakat pengusaha
Mungkin inilah mitos yang paling kerap Anda dengar: “Saya tidak ada keturunan pengusaha, orangtua saya pegawai, guru, petani, atau lainnya”.Sebenarnya, kecuali bicara soal keturunan, kakek dan nenek moyang kita, Nabi Adam dan Hawa, adalah pengusaha.
Mereka bukan karyawan karena tidak bekerja pada siapa-siapa. Mereka diberi kuasa oleh Tuhan untuk mengelola tanah, tanaman, dan hewan untuk kehidupan mereka.
Jadi, tidak ada alasan bahwa kita bukan keturunan pengusaha.
Anda yang bekerja sebagai pegawai terhitung tidak wajib meninggalkan profesi sebagai pegawai untuk menjadi pengusaha. Anda dapat menyambi atau menyerahkan pengelolaan usaha itu ke istri, anak, atau teman.
Misalkan, Anda senang berbisnis arang berasal dari tempurung kelapa. Tidak bermakna Anda kudu menanam pohon kelapa dan memanjatnya, mengupas dan memecah batok kelapa, membawa dampak arang, dan menjualnya.
Anda bisa mobilisasi usaha itu bersama dengan mencari pengrajin arang, mencari peminatnya, entah di didalam atau luar negeri, kemudian melakukan tindakan sebagai mediator tanpa meninggalkan profesi sebagai pegawai.
Tanpa sebabkan tangan Anda hitam terkena arang, Anda sanggup meraih keuntungan.
6. Usaha kecil lebih bersifat usaha otot daripada bisnis otak
Tidak semua usaha kecil mengandalkan otot. Anda bisa mengfungsikan otak untuk memperoleh keuntungan.Dengan menggunakan teknologi informasi yang tidak mahal layaknya telepon, SMS, dan e-mail, Anda dapat melacak uang, baik full time maupun part time.
Sebagai contoh, Anda mampu berjualan pulsa atau voucher isikan lagi HP tanpa harus membuka kios. Cukup bersama modal HP GSM murah (asal dapat SMS).
Anda sanggup berjualan voucher elektronik dengan keuntungan Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per voucher.
Di daerah-daerah yang masih sulit transportasi, usaha ini memadai bisa diandalkan untuk meraup keuntungan.
Kesimpulan
Demikian info dan ulasan perihal 6 Mitos dalam Berbisnis Ini Yang tidak Selalu Benar. Dan kami harap ulasan kali ini bisa mencerahkan para pembaca.
Kiranya pembaca share artikel ini supaya semakin banyak yang memperoleh manfaat
Posting Komentar